Berawal dari kisah perjuangan 32 santri ALUMNI II yang mengabdi disebuah pondok pesantren dengan penuh tekat untuk meraih cita –cita untuk meraih masa depan yang cerah…
Hari yang penuh kekhawatiran,hati yang merasa takut untuk melangkah,semua terlihat gelap dan kelam, tak terbayangkan semua akan hilang dan kini saatnya memulai kehidupan yang jauh dari kebebasan,hidup dikekang oleh peraturan,dan selalu dipenuhi dengan hafalan,mau tak mau,itu harus dilakukan. Awalmenjalani hidup dipesantren,sunyi,sepi,tak saling mengenal…air mata menetes merindukan akan semua yang hilang,semanjak berada disini terasa dunia sangat sempit. Dimalam yang gelap dimana orang-orang terlelap tidur dalam mimpi-mimpi indahnya,Kami harus memaksakan badan untuk bangkit dari hangatnya selimut merek sutra kesayangan, melangkahkan kaki menuju kamar mandi,terbelalak kedua mata ini melihat keramaian santriati dengan kesibukan mereka masing-masing ada yang mandi,berwudu’,mencuci,bahkan menyempatkan diri tidur sambil berdiri,terlihat seperti antrian sembako dikampung halaman.
“Kerannya habismu ya! Habisku dia,wiiss kann..woy ini airku jangan dipakai!!..”Seperti itulah suara-suara yang terdengar setiap paginya,setelah berjam-jam menunggu akhirnya kamar mandi senyap juga,ee…ternyata airnya sudah tak tersisa,ujung-ujungnya gak mandi,biasa disebut santri “foto copy” Setelah salat subuh rasa kantuk ini tak dapat tertahan lagi tanpa sadar kami pun tertidur dengan gaya masing-masing,tetapi lagi dan lagi program pesantren memaksa kami untuk melaksanakanmudzakaroh,mudzakaroh..???yang terlintas dipikiran kami mudzakaroh itu adalah lari pagi seperti kebiasaan dirumah setelah sholat subuh,ee..ternyata belajar bahasa arab gundul,mulailah burung-burung dan bintang-bintang memenuhi memori…. nama kitabnya“NAHWU&SOROF” kata ustad nahwu&sorof itu pelajaran yang sangat penting untuk bisa baca kitab arab gundul sampai-sampai kitab sorof disebut dengan ibunya dan kitab nahwu disebut dengan bapaknya.Aduhh..pusiiiing!!belum paham tentang yang gitu-gituan.
Setelah mudzakaroh perut pun terasa lapar dan keroncongan,hmmm…sepertinya jam pun sudah menunjukkan waktu sarapan,tanpa berpikir panjang kami langsung lari menuju lemari masing-masing untuk mengambil piring,setelah sampai dikantin ee..kantinnya belum buka dan terdengar suara teriakan dari luar “dek..dek..dek..piket piket!!” mau tak mauterpaksa harus piket juga.
07:30 lonceng sekolah berbunyi…… Melangkahkan kaki dengan wajah yang berseri-seri,semua santri pergi kekelas dengan semangat yang luar biasa,untuk hari pertama kali masuk sekolah,walaupun tanpa sepatu sekolah karna kelasnya di samping asrama,tempat tidur dan ruang sekolah cuman terpisahkan oleh dinding,kalau di pikir-pikir lucu campur sedih juga tapi memang itulah kenyataan nya,syukurnya para asatidzah selalu memberi motivasi,tak apa bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian,karna mereka pun dulu menjadi santri bahkan lebih susah dari yang kami alami,tapi jangan khawatir ini cerita zaman old,di saat semua berjuang dari titik nol,dan kini kita ada di zaman now,tanpa terasa perubahan di sini terjadi seperti di sulap,tiaptahun ada yang berubah,semoga perubahan itu terus ke arah yang lebih nyaman seperti kata ustadz “itu namanya proses seperti ulat yang bermetaposisme dari ulat menjadi kupu-kupu yang indah.”
Dan tau gak..!! temen temen…. dulu itu setiap kali berlangsungnya belajar pasti ada aja yang tidur, dan bukan Cuma itu aja, terkadang ditengah-tengah pelajaran ada juga yang di ganggu jin biasa kami sebut “KESERUPAN” gak Cuma 1 orang, kadang-kadang bisa sampai 3 , 4 dan bahkan lebih, ngerikan…!! Horror abis. Itulah salah satu cobaan kami yang paling menakutkan, belajar jadi gak konsen, ngerjakan ini ,itu ,rasanya jadi was-was, karna gak cuman di kelas tapi dimanapun dan kapan pun tanpa kami duga-duga diasrama, dikelas, di kamar mandi, di mushollah bahkan di halaman pun bisa bisanya keserupan, mau itu siang, pagi, sore, malam, tapi semua dapat kami lewati karna tekad dan kuat yang kami miliki, jadi buat adek-adek yang mengalami seperti itu jangan takut kuatkan iman dan tekad kalian oke..!!!
kalau kalian datang kesini sekarang semua keadaan di pesantren sudah jauh lebih baik karna dulu air itu susah kali di dapatkan harus menunggu antrian yang membosankan, belum lagi mengangkat ember yang berat, aduh…. menyebalkan, jadi kangen rumah karna kalau dirumah semua telah di sediakan,gak perlu susah payah yang melelahkan, sampai-sampai kami berlomba-lomba “siapa yang bangun diluan”,yang bangun terlambat jangan harap ada air yang di sisahkan tapi terkadang ada juga temen yang berbaik hati yang rela berbagi, belum lagi sayur dan lauk yang di jadwalkan dengan tertib, jadi tiap minggu sesuai jadwal yang di putarkan, kami hanya bisa diam karna ini memang resiko mondok, tapi walaupun cobaan bertubi-tubi menghadang kami tetap bertahan, dan bersatu padu menyatuhkan niat dengan utuh, ku yakin suatu saat semua keadaan ini akan menghantarkanku menuju gerbang cita cita amiiin.., dan pasti semua ini menjadi kenangan tarindah yang selalu di rindukan, yah….. rindunya suasana itu, yang hanya ada di sini, walaupun banyaknya perbedaan yang kami miliki di sini kami tetap bersama, karna akhirnya kami menyadari berbeda itu anugrah sebuah karunia yang sangat indah, beda daerah, beda suku, budaya dan bahasa, ada yang berbahasa jawa, batak, melayu, mandailing, tapi akhirnya kami disatukan dengan satu bahasa yaitu berbahasa arab..,
kalau cerita bahasa arab jadi teringat perjuangan yang tak kan pernah terlupakan, bisa bicara bahasa arab tak semudah membalikkan ke 2 telapak tangan butuh proses, waktu dan kesungguhan, walaupun pada awalnya hati ini membangkang, tak terima dengan peraturan “wajib bahasa arab”karna semenjak adanya peraturan kami harus membawak kamus kemana-mana, berkalung khutaibah, berfikir sebelum bicara, meletakkan jari ke jidat tuk menahan amarah, belum lagi hukuman yang gak ada abis-abisnya 1x, 2x, 3x, 4x bahkan hampir setiap hari.
Tapi perjuangan ini berjuang kesuksesan, Alhamdulillah pesantren ini terkenal karna bahasa arabnya yang bisa jadikan sebagai ajang dakwah, yah… walaupun gak mirip orang arab asli..semoga dari tahun ke tahun dengan beriringnya waktu semua program menjadi lebih baik lagi program bahasanya,kaligrafinya,boxingnya,tilawahnya,tahfiznyadan banyak lagi. Hmmm… tak terasa detik-detik perjuangan ini akan segera berakhir, waktu begitu cepat berlalu, rasanya baru saja masuk ternyata 6 tahun sudah kami lewati. Kalau dipikir-pikir ternyata peraturan pesantren tak seburuk yang kami bayang kan pada awal nya, semua peraturan itu terlah terbungkus lengkap, yang telah disusun dengan rapi, terkemas dengan pasti dan teliti dan begitu juga dengan hukuman yang tiada henti dan tiada ujung nya, tak lain dan tak bukan semua itu adalah cara bagaimana para asatidzah mendidik dan melatih kami agar terbentuk karakter-karakter dan jiwa santri yang di bekali dengan ilmu keterampilan, kemandirian, kedisiplinan, kepribadian yang islami.
Sekarang kami paham kalau itu semua adalah rasa sayang dan peduli asatidzah kepada kami seperti syair lagu gus azmi “kemarahanmu adalah kasih sayang,rasa cinta yang tak pernah hilang”.penyesalan pasti datang diakhir,ingin rasanya kami memutar kembali waktu yang telah berlalu,lebih bersungguh-sungguh,menyusun ulang semangat baru,agar tidak ada kata penyesalan,tapi itu semua hanyalah angan yang tak akan bisa menjadi kenyataan,mau tak mau,bisa tak bisa,kami tetap harus pergi dari sini,membawa apa yang kami dapat disini,untuk menjalani hidupdimasyarakat dan tentunya tanpa pengawasan para asatidzah lagi.
Kami ucapkan ribuan terima kasih kepada para asatidzah yang telah membimbing kami setiap harinya,pagi,siang,malam,terus memantau aktifitas kami anak-anak mu.Bagi kami kau lebih dari sosok seorang guru,kau ajarkan kami apaarti sebuah kehidupan,dari awal kami memulai masa-masa remaja hingga kami menemukan kedewasaan kami,terucap maaf sebesar-besanya dari kami,begitu banyaknya kesalahan yang kami lakukan,dan doamu lah yang selalu kami harapkan,walaupsun kami tak lagi disini. Cukuplah setiap kenangan yang telah kami tanam akan menjadi kenangan yang tumbuh subur, menabur benih suka cita diantara kami.Kami tak harus selalu bersama,kami harus melanjutkan langkah ini walau ketempat yang berbeda-beda.Kami akan memperkuat langkah kami.Walaupun jiwa dan naluri kami terluka pada tubuh perpisahan saat ini.Tapi,kami percaya bahwa kami akan selalu terikat dengan persaudaraan kami yang lebih dekat karena semakin jauh tubuh kami bergerak semakin lebih dekat pula hati kami.
Semua cerita kami di sekolah ini telah berakhir,seperti kami pergi…kami ingat semua waktu yang kami habiskan bersama dan sebagian hidup kami berubah menjadi apapun,kami masih akan menjadi saudara selamanya walaupun jumlah kami sedikit,tapi semangat kamilah yang membuat kami masih tetap bertahan hingga kami bisa menyelesaikan perjuangan kami disini.[]